Tuesday, October 18, 2011

Tempat Jumroh (Mina) dan Ketentuannya

Jumroh Aqabah saat ini
1. Ada tiga buah Jumroh di Mina, yaitu: Jumroh 'Aqobah, terletak paling dekat ke Mekah Jumroh Wustho, yang terletak di tengah. Jarak antara Jumroh , Aqobah dan Jumroh Wustho kurang lebih 117 m. Jumroh Ula, yang terletak dekat Masjid Khoif. Jarak antara Jumroh Wustho dan Jumroh Ula kurang lebih 156,5 m.


2. Pada tanggal 10 Dzul Hijjah yang dilontar hanyalah Jumroh 'Aqobah. Rasulullah saw. melontarnya pada tanggal 10 Dzul Hijjah setepas Muzdalifah setelah matahari terbit. Ada riwayat yang mengatakan bahwa sebahagian orang yang diizinkan oleh Rasulullah meninggalkan Muzdalifah sebelum fajar, melontar Jumroh Aqobah sebelum matahari terbit bahkan sebelum terhit fajar, tapi ada yang tegas-tegas melarang melontarnya sebelum matahari terbit bahkan untuk keluarga beliau yang diizinkannya meninggalkan Muzdalifah di malam hari. Oleh sebab itu kita harus usahakan melontarnya setelah matahari terbit. Dan tidak mengapa seandainya kita melontarnya di sore hari sekembali kita dari Mekah melakukan towaf Ifadloh.


Jabir berkata: Rasulullah saw. melontar Jumroh ('Aqobah) pada hari Nahar pada waktu Dluha. Adapun yang sesudah itu maka setelah matahari tergelincir (H R. Muslim).

lbnu Abbas berkata: Sesungguhnya Nabi saw. memberangkatkan lebih dulu (sebagian) keluarga beliau dan menyuruh mereka tidak melontar Jumroh 'Aqobah sampai terbit matahari. (H.R. Tirmidzi dan ibnu Hibban)

lbnu Abbas berkata: Adalah Rasulullah saw. dahulu ditanya pada hari Nahar di Mina, lalu beliau menjawab: Tidak apa-apa. Kemudian seorang laki-laki bertanya kepada beliau: Saya telah bercukur sebelum menyembelih (hadyu) ? Beliau menjawab: menyembelihlah, tidak apa-apa. Lalu orang itu bertanya: Saya melempar (Jumroh) sesudah sore Lalu beliau menjawab: Tidak apa-apa. (H.R. Bukhari)


3. Adapun yang dilontar pada tanggal 11, 12 dan 13 Dzul Hijjah adalah tiga Jumroh tersebut semuanya. Dimulai dari Jumroh Ula, lalu Jumroh Wustho dan Jumroh 'Aqobah. Adapun waktunya melontar di hari-hari itu adalah setiap setelah matahari tergelincir ke barat. Jangan sampai kita melontar sebelum waktunya.Orang boleh hanya melontar pada dua hari, yaitu pada tanggal 11 dan 12. Dan itu dinamakan nafar awal. Dan boleh juga sampai tanggal 13. Dan itulah yang dinamakan nafar tsani.

Hadits riwayat lbnu Umar: Adalah kami dahulu menunggu-nunggu, maka apabila matahari telah tergelincir kami melontar. (H.R. Bukhari)


Firman Allah s.w.t: Dan berdzikirlah, kepada Allah di hari-hari (tasyriq) yang berbilang. Maka barang siapa bersegera pada dua hari maka tidak ada dosa atasnya, dan barang siapa sampai akhir maka tidak ada dosa atasnya, bagi orang yang bertaqwa. (AIBaqoroh 203)


4. Cara melontar Jumroh 'Aqobah pada tanggal 10 Dzul Hijjah menurut sunnah Rasulullah saw. adalah sebagai berikut: Kerikil yang digunakan melontar masing-masing sebesar kerikil lontaran, yaitu sebesar kacang. Rasulullah saw. menyuruh memungutnya waktu tiba di Muhassir sepulang dari Muzdalifah. Tapi dipungut dimanapun boleh.


Fadl bin Abbas berkata: Sesungguhnya Rasulullah saw. di sore hari Arofah dan pagi hari Muzdalifah berkata kepada orang-orang waktu mereka berangkat: Kamu harus tenang! Dan beliau menarik kekang unta beliau sampai masuk ke lembah Muhassir (dia termasuk daerah Mina), beliau bersabda: Kamu ambillah kerikil lontaran yang akan digunakan melempar jumroh. (H.R. Muslim)


Melontar dari arah tenggara Jumroh 'Aqobah, sehingga kiblat terletak di sebelah kiri dan Mina di sebelah kanan pelempar.

Ada diriwayatkan: Sesampai Ibnu Mas'ud di Jumroh 'Aqobah, lalu dibuatnya Baitullah pada arah kirinya dan Mina pada arah kanannya dan melontar tujuh kali dan berkata: beginilah Rasulullah saw. melontar. (H.R. Bukhari dan Muslim)


Membaca Allahu Akbar beserta setiap kali lontaran. Dan setelah selesai tujuh kali lontaran membaca doa yang artinya: Ya Allah, jadikanlah dia haji yang mabrur dan menjadikan dosa terampuni.

Diriwayatkan: Sesampainya Ibnu Mas'ud ke Jumroh 'Aqobah, lalu melontarnya dari tengah-tengah lembah dengan tujuh kerikil, dalam keadaan menunggang dan bertakbir beserta setiap kerikil, dan mengucap: Allahumma Ij'alhu Hajjan mabrura, wa dzanban maghfuura. Dan katanya: Disini dahulu Rasulullah saw. berdiri. (H.R. Ahmad)


5. Adapun cara melontar tiga jumroh pada hari-hari tasyriq menurut sunnah Rasulullah saw. adalah sebagai berikut: Dimulai melontar Jumroh Ula tujuh kali, dan membaca takbir bersama setiap lontaran. Lalu menyisih ke tempat yang longgar, berdiri menghadap kiblat dan berdoa dengan mengangkat kedua tangan. Lalu melontar Jumroh Wustho tujuh kali, dan membaca takbir bersama setiap lontaran. Lalu menyisih ke tempat yang longgar, berdiri menghadap kiblat dan berdoa dengan mengangkat kedua tangan, lebih lama dan yang pertama. Lalu melontar Jumroh 'Aqobah tujuh kali, dan membaca takbir bersama setiap lontaran dari arah tenggara Jumroh. Lalu menyingkir tanpa berdiri untuk berdoa.

Salim berkata: Sesungguhnya Ibnu Umar pernah melontar Jumroh Ula dengan 7 kerikil sambil bertakbir beserta setiap kerikil lalu maju ke tempat yang datar lalu berdiri lama menghadap kiblat sambil berdoa dengan mengangkat kedua tangannya. Kemudian melontar Jumroh Wustho lalu mengambil arah ke kiri pergi ke tempat yang datar lalu berdiri menghadap kiblat kemudian berdoa dengan mengangkat kedua tangannya dan berdiri lama. Kemudian melontar Jumroh 'Aqobah dari tengah lembah dan tidak berdiri di situ kemudian menyingkir dan berkata: Begitulah saya lihat Rasulullah saw. berbuat. (H R. Ahmad dan Bukhari).

Jumroh Aqabah saat iniJumroh Wusto saat ini ketika kosong.Tangga dan Eskalator untuk naik ke tingkat balang 3, 4 , 5 dan 6.Atap di tempat jumroh di tingkat 6.Jalan mutar di tingkat 3Suasana melontar di jumroh ula.Nampak atap atas dari balang jumroh, bila dilihat lantai 6.suasana sepi tempat balang saat sore dan malam.Market dari tempat jumroh saat ini.Jamaah Haji jadul setelah tahallul awal di hari-hari tasyrik lalu menyembelih dam atau kurban di hari nahar. thn 1960Tempat Jumroh tahun 1960-an.Jumroh Aqabah saat iniTahallul awal jamaah haji jadul.









Dwiyono Tandoer Haji Yunus

No comments:

Post a Comment