Friday, August 19, 2011

Mbah Bolong Bersejarah Besar Di Masjid Sunan Ampel

Satu lagi Murid Sunan Ampel yang cukup Fenomenal. Dia bernama Sonhaji atau yang lebih dikenal dengan sebutan Mbah Bolong. Tidak banyak catatan sejarah yang menyebut dari mana Mbah Bolong ini berasal.

Namun yang jelas, Mbah Bolong hidup satu masa dengan Mbah Soleh, murid Sunan Ampel dengan makam yang berjumlah sembilan itu.

"Rekam jejak Mbah Bolong adalah mantan nakhoda yang kemudian menjadi murid di Ampeldenta ini," kata M Baidowi Muri, pembantu takmir Masjid Ampel, Surabaya.

Suatu ketika ada perselisihan saat pembangunan Masjid Ampel dalam menentukan arah kiblat. Konon saat itu Sunan Ampel dan sejumlah santri senior sedang berdebat untuk penentuan arah kiblat masjid.

Kemudian Mbah Bolong datang untuk menengahi perdebatan itu. Saat itu, Mbah Bolong langsung menunjuk tembok dan terlihat Kakbah. "Saat itulah langsung disepakati arah kiblat masjid hasil dari Mbah Bolong," kata Baidowi.

Selain karomah, tidak salah jika Mbah Bolong dengan tepat menunjukkan arah kiblat. Hal itu karena dia adalah mantan nakhoda. Otomatis memiliki ilmu perbintangan yang cukup matang dalam menentukan arah.

"Bukan seperti diceritakan melobangi Imaman Masjid. peristiwa itu terjadi pada tahun 1421 Masehi. Hal itu berdasarkan tahun pembagunan Masjid Ampel ini," kata Baidowi.

Saat ini, ada beberapa mitos yang beredar di kalangan peziarah terkait Mbah Bolong. Dengan bertawassul ke Mbah Bolong, jika memiliki anak yang bandel, maka tidak akan bandel lagi.

"Konon dengan Tawassul (berkirim Al Fatihan) ke Mbah Bolong persoalan anak bandel akan menjadi plong," ungkapnya. Terlepas benar atau tidak namun tidak ada salahnya untuk dicoba.

Sebab bertawasul ke orang alim, kata Baidowi, bukanlah tindakan syirik malah akan mempercepat mengabulkan doa. Ibaratnya, jika ingin ketemu dengan presiden harus melalui para ajudan dan asistennya. Untuk bertemu langsung sangat susah.

Lebih lanjut Baidowi mengingatkan, akan mitos-mitos mengenai sejarah Sunan Ampel beserta pengikutnya berpotensi menyesatkan bagi umat Islam, khususnya para peziarah.

“Kami berulang kali mengingatkan entah dengan tanda-tanda yang tertulis maupun secara lisan, misalnya agar tidak bersembahyang di depan makam dan lain sebagainya,” tuturnya.

“Karenanya kami itu tidak akan pernah lelah untuk mengingatkan agar semisal makamnya tidak menjadi tempat persembahyangan,” tukasnya./okezone.com

No comments:

Post a Comment