Hajar Aswad terdiri dari delapan keping yang terkumpul dan diikat dengan lingkaran perak.
Batu hitam itu sudah licin karena terus menerus di kecup, dicium dan diusap-usap oleh jutaan bahkan milyaran manusia sejak Nabi Adam, yaitu jamaah yang datang ke Baitullah, baik untuk haji maupun untuk tujuan Umrah. Harap dicatat bahwa panggilan Haji telah berlangsung sejak lama yaitu sejak Nabi Adam AS. Bahkan masyarakat Jahilliah yang musyrik dan menyembah berhala pun masih secara setia melayani jemaah haji yang datang tiap tahun dari berbagai belahan dunia.
Nenek moyang Rasulullah, termasuk kakeknya Abdul Muthalib adalah para ahli waris dan pengurus Ka’bah. Atau secara spesifik adalah penanggung jawab air zamzam yang selalu menjadi primadona dan incaran para jemaah haji dan para penziarah. Hadist Sahih riwayat Tarmizi dan Abdullah bin Amir bin Ash mengatakan bahwa Rasul SAW bersabda :
Satu riwayat Sahih lainnya menyatakan:
“ Rukun (HajarAswad) dan makam (Batu/Makam Ibrahim) berasal dari batu-batu ruby surga yang kalau tidak karena sentuhan dosa-dosa manusia akan dapat menyinari antara timur dan barat. Setiap orang sakit yang memegangnya akan sembuh dari sakitnya”
Hadist Sahih riwayat Imam Bathaqie dan Ibnu ‘Abas RA, bahwa Rasul SAW bersabda:
“Allah akan membangkitkan Al-Hajar (Hajar Aswad) pada hari kiamat. Ia dapat melihat dan dapat berkata. Ia akan menjadi saksi terhadap orang yang pernah memegangnya dengan ikhlas dan benar”.
Hadis Siti Aisyah RA mengatakan bahwa Rasul SAW bersabda:
“Nikmatilah (peganglah) Hajar Aswad ini sebelum diangkat (dari bumi). Ia berasal dari surga dan setiap sesuatu yang keluar dari surga akan kembali ke surga sebelum kiamat”.
Berdasarkan bunyi Hadist itulah antara lain maka setiap jamaah haji baik yang mengerti maupun tidak mengerti akan senantiasa menjadikan Hajar Aswad sebagai ‘target’ berburu …. saya harus menciumnya. Mencium Hajar Aswad!!!.
Tapi apa bisa? Dua juta jemaah, datang dimusim haji secara bersamaan dan antri untuk keperluan dan target yang sama. Begitu padatnya, maka anda harus rela dan ikhlas untuk hanya bisa memberii ‘kecupan’ jarak jauh sembari melafaskan basmalah dan takbir: Bismillah Wallahu Akbar.
Hadis tersebut mengatakan bahwa disunatkan membaca do’a ketika hendak istilam (mengusap) atau melambainya pada permulaan thawaf atau pada setiap putaran, sebagai mana, diriwayatkan oleh Ibnu Umar RA. Artinya:
“Bahwa Nabi Muhammad SAW datang ke Ka’bah lalu diusapnya Hajar Aswad sambil membaca Bismillah Wallahu Akbar”.
Lanjutannya dikisahkan bahwa batu hitam tersebut pernah terkubur pasir selama beberapa waktu.
RIWAYATNYA
Dalam riwayat lanjutannya bahwa batu hitam tersebut pernah terkubur pasir selama beberapa lama dan secara ajaib ditemukan kembali oleh Nabi Ismail AS ketika ia berusaha mendapatkan batu tambahan untuk menutupi dinding Ka’bah yang masih sedikit kurang. Batu yang ditemukan inilah rupanya yang sedang dicari oleh Nabi Ibrahim AS, yang serta merta sangat gembira dan tak henti-hantinya menciumi batu tersebut. Bahkan, ketika sudah tiba dekat ka’bah, batu itu tak segera diletakan di tempatnya. Nabi Ibrahim AS dan Ismail AS menggotong batu itu sambil memutari Ka’bah tujuh putaran.
DIANGKUT DENGAN SORBAN MUHAMMAD
Diantara peristiwa penting yang berkenaan dengan batu ini adalah yang terjadi pada tahun 16 sebelum Hijrah (606 M) yaitu ketika suku Quraisy melakukan pemugaran Ka’bah. Pada saat itu hampir saja terjadi pertumpahan darah yang hebat karena sudah lima hari lima malam mereka dalam situasi gawat, karena keempat kabilah dalam suku Quraisy itu terus bersitegang ngotot pada pendapat dan kehendak masing-masing siapa yang mengangkat dan meletakkan kembali batu ini ketempat semula karena pemugaran Ka’bah sudah selesai.
Akhirnya muncul usul dari Abu Umayyah bin Mughirah Al-Mukhzumi yang mengatakan
”Alangkah baiknya kalau keputusan ini kita serahkan kepada orang yang pertama kali masuk masjid pada hari ini.”
Pendapat sesepuh Quraisy Abu Umayyah ini disepakati. Dan ternyata orang pertama masuk pada hari itu adalah Muhammad bin Abdullah yang waktu itu masih berusia 35 tahun. Menjadi rahasia umum pada masa itu bahwa akhlak dan budi pekerti Muhammad telah terkenal jujur dan bersih sehingga dijuluki Al-Amin (orang yang terpercaya).
Muhammad muda yang organ tubuhnya yaitu HATI-nya pernah dibersihkan lewat operasi oleh Malaikat, memang sudah dikenal luas tidak pernah bohong dan tidak pernah ingkar janji. Lalu apa jawaban dan tindakan Muhammad terhadap usul itu?
Muhammad menuju tempat pernyimpanan Hajar Aswad itu lalu membentangkan sorbannya dan meletakkan batu mulia itu ditengah-tengah sorban kemudian meminta satu orang wakil dari masing-masing kabilah yang sedang bertengkar untuk memegang sudut sorban itu dan bersama-sama menggotongnya kesudut dimana batu itu hendak diletakkan. Supaya adil, Muhammad pulalah yang memasang batu itu ketempat semula.
RAHASIA HAJAR AL-ASWAD
Kita semua tahu bahwa Hajar Aswad hanyalah batu yang tidak memberikan mudorat atau manfaat, begitu juga dengan Ka’bah, ia hanyalah bangunan yang terbuat dari batu. Akan tetapi apa yang kita lakukan dalam prosesi ibadah haji tersebut adalah sekedar mengikuti ajaran dan sunnah Nabi SAW. Jadi apa yang kita lakukan bukanlah menyembah Batu, dan tidak juga menyembah Ka’bah.
Umar bin Khatab berkata “Aku tahu bahwa kau hanyalah batu, kalaulah bukan karena aku melihat kekasihku Nabi SAW menciummu dan menyentuhmu, maka aku tidak akan menyentuhmu atau menciummu”
Allah memerintahkan kita untuk Thawaf mengelilingi Ka’bah dan Dia pula yang telah memerintahkan untuk mencium Hajar Aswad. Rasulullah juga melakukan itu semua, dan tentu saja apa yang dilakukan oleh beliau pastilah berasal dari Allah, sebagaimana yang terdapat dalam firmanNya : “Dan tiadalah yang diucapkannya itu menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (QS. An-Najm : 53 ) “.
Hajar Aswad berasal dari surga. Batu ini pula yang menjadi fondasi pertama bangunan Ka’bah, dan ia menghitam akibat banyaknya dosa manusia yang melekat disana pada saat mereka melakukan pertaubatan. Tidakkah orang yang beriman merasa malu, jika hati mereka menghitam akibat dosa yang telah dilakukan. Rasulullah bersabda “Ketika Hajar Aswad turun, keadaannya masih putih, lebih putih dari susu, lalu ia menjadi hitam akibat dosa-dosa anak Adam (HR Tirmidzi).
TEORI PRAKTIS MENCIUM HAJAR ASWAD
Sering terjadi para jamaah haji di waktu bulan-bulan haji dan jamaah umrah di bulan Romadlan kesusahan mencium hajar aswad karena ramai dan penuh sesak dengan jamaah lain yang juga punya hajat untuk mencium Hajar Aswad, tak jarang sebagian dari jamaah setelah keinginannya tidak kesampaian karena fisik kita orang Indonesia kecil-kecil yang kalah dengan fisik jamaah negara lain yang tinggi-tinggi dan besar.
Maka sebagian mereka mengambil inisiatif dengan membayar beberapa joki disekitar mesjidil-haram, bahkan sebagian dikerjain oleh banyak joki, setelah selesai mereka dimintai upah yang sangat banyak tanpa perjanjian sebelumnya.
Sesungguhnya walau fisik kita kecil dan tanpa perantaraan joki, InsyaAllah bisa mungkin kita mencium hajar aswad dengan sempurna tanpa pula menyakiti orang lain. Maka beberapa teori praktis dibawah ini dengan pengalaman kami yang sering kami praktekkan pada jamaah waktu ramai apalagi sepi adalah :
1. Niatlah dengan tulus ikhlas mencium Hajar Aswad karena mengikuti sunnah Rasulullah SAW.
berpakaianlah yang rapi sopan dan tanpa membawa HP, camera dan barang berharga lainnya.
2. Jangan digabung pelaksanaan umrah dengan tujuan mencium hajar aswad, hendaklah di buat
program tersendiri dihari yang lain
3. Berangkat dari maktab atau hotel dengan penuh keyakinan dan pertolongan Allah pasti bisa.
4. Berdoalah masuk Masjid al-Haram dengan penuh tawadhu'.
5. Berdoalah ketika melihat Ka'bah dengan penuh harap.
6. Sebisa mungkin menghormati masjid dengan cara tawaf, lalu sholat sunnat tawaf dibelakang maqam
Ibrahim.
7.Setelah sholat sunnat dua rakaat, Berdoalah sebelum mencium hajar aswad didepan multazam
mohon kemudahan dalam dalam mencium dengan pakai bahasa hati kita. (Janganlah sholat tepat
dibelakang maqam Ibrahim sementra tempat itu lingkaran tawaf karena mengganggu jamaah tawaf,
sebaiknya dibelakang).
8. Menujulah ke hajar aswad tanpa memotong jamaah yang lagi tawaf, tapi ikuti arus tawaf dengan
sambil mendekati multazam.
9. Sebaiknya memasuki dari arah pintu Ka'bah atau Multazam, sambil berdoa dan beri'tikad untuk tidak
menyakiti sesama jamaah walaupun jamaah lain kasar.
10. Dari arah pintu Ka'bah terus merapat ke dindingnya dan dekat dengan kaki asykar penjagaan, dan
jangan sekali-kali dari arah depan hajar aswad, karena bisa terdorong kebelakang oleh jamaah
yang habis mencium.
11. Sambil mendekat ke hajar aswad didepan kaki polisi atau di multazam bertakbirlah sambil nunggu
yang di depan kita mencium, peganglah marmer di kaki polisi atau kiswah diatasnya bila dekat
dengan hajar aswad agar kita tidak terdorong oleh orang yang didepan kita.
12. Dengan cara miringkan badan ketika ngantri itu lebih baik, posisi badan menghadap multazam terus
bahu sebelah kiri gerakkan menuju ke hajar aswad dan posisi tangan tetap memegang marmer
pelindung kaki polisi dan kemudian ketika hendak mencium peganglah erat-erat ujung kiswah dekat
hajar aswad.
13. Tanpa mengangkat suara berdoalah selalu, dan ketika mencium ucapkan "Bismillahi Allahu Akbar".
Setelah mencium usaplah sekali hajar aswad dengan tangan kanan sambil membaca"Bismillahi Allahu
Akbar, Allahumma iimanan bika wa tashdiqon bikitabika wa sunnati nabiyyika" (Dengan menyebut
asma Allah, dan Allah Maha Besar, Ya Allah dengan iman kepada-Mu dan membenarkan kitab-Mu
dan sunnah-Nabi-Mu). Ketika mencium jangan terlalu lama biar tidak dimarahi oleh polisi dan jamaah
yang nunggu, cukup sekali kecutan saja.
14. Setelah mencium dan mengusap, biar kita tidak terjepit dan tidak terinjak oleh jamaah lain, dan
posisi kita masih didepan hajar aswad mau keluar, maka angkatlah kaki kanan aja letakkan di atas
syadarwan atau pondasi ka'bah yang miring dibawah hajar aswad, ini tujuan untuk menghimpun
tenaga keluar dari desakan jamaah, dengan menekankan kaki ke syadarwan maka kita bisa keluar
dengan bantuan tenaga kaki pula selain badan.
15. Keluar pelan-pelan tanpa menyakiti jamaah yang lain, kalau tidak sengaja menyakiti bilang 'maalis/
sorry/ maaf sambil memegang pundaknya, lalu setelah kita keluar banyaklah baca shalawat lalu
usapan tangan tadi di Hajar Aswad, maka ciumlah. Ketika mau keluar dari lingkaran thawaf
janganlah sekali-kali memotong barisan tawaf, karena hal ini menghambat laju tawaf
16. Tidak disunnatkan mencium bagi ibu-ibu kecuali bila sepi dari orang-orang thawaf, yang demikian
karena ada bahaya bagi mereka dan bahaya bagi kaum laki-laki karena mereka.
17. Setengah jam sebelum adzan waktu haji biasanya terlarang untuk ibu-ibu tawaf dan mencium,
maka sedikit leluasa laki-laki menciumnya.
18. Setelah mencium Hajar Aswad bersyukurlah banyak-banyak.
Inilah pengalaman kami semoga bermanfaat...
Dwiyono Tandoer Haji Yunus
No comments:
Post a Comment