WASHINGTON (Berits SuaraMedia) – Masyarakat Muslim Amerika (AMS), salah satu diantara masjid-masjid tertua di seluruh kawasan Amerika Utara, merayakan 70 tahun pelayanan terhadap kebutuhan spiritual komunitas Muslim dan juga banyak kebutuhan penting lainnya.
"Institusi bersejarah ini telah menjadi pusat pertumbuhan dari komunitas Muslim dan isntitusi-institusi Islam di seluruh AS," kata Presiden AMS, Mahdi Ali.
Didirikan pada tahun 1937, masjid tertua di Michigan tersebut merayakan hari jadinya yang ke-70 pada tanggal 15 Mei.
"AMS adalah salah satu masjid dan sekaligus organisasi Islam tertua, bukan hanya di negara bagian Michigan, namun juga di Amerika Utara," kata Ali.
Sejak didirikan oleh sekelompok pekerja pabrik keturunan Libanon-Syiria, masjid tersebut telah menjadi titik pusat bagi komunitas Muslim di sana.
Masjid tersebut memainkan berbagai peranan, bukan hanya peranan religius dan spiritual, namun juga menyediakan layanan bimbingan terhadap kerukunan keluarga dan segala permasalahannya.
AMS juga bekerjasama dengan para orang tua untuk membimbing kawula muda agar tidak sampai terjerumus dalam kubangan narkoba, tawuran dan perilaku tidak baik lainnya.
Pendidikan memainkan peranan penting diantara semua layanan yang diberikan oleh AMS, di kompleks masjid tersebut didirikan dua buah sekolah yang mengajarkan bahasa Arab, pendidikan Islam dan membaca kitab suci Al Quran.
Walaupun belum ada angka resmi yang menyebutkan, namun AS diperkirakan memiliki tujuh juta orang penduduk Muslim dan ada sekitar 2.000 masjid yang tersebar di AS.
Para pengurus masjid membenarkan bahwa masjid tersebut memainkan peranan penting sebagai pemersatu dan juga peranan antar-keyakinan.
"Saya rasa AMS adalah salah satu organisasi penting di area Metro Detroit yang bekerjasama dengan pusat-pusat Islam dan sejumlah organisasi lainnya untuk membantu Muslim AS lebih bersatu dalam masyarakat," kata Ali, presiden AMS.
Masjid tersebut menggelar open house, seminar di berbagai perpustakaan dan membantu menyebarkan buku-buku bacaan Islam untuk menunjukkan pesan-pesan sebenarnya dalam ajaran Islam kepada semua orang.
Masjid tersebut juga mengundang kelompok-kelompok non-Muslim untuk melihat dengan mata kepala sendiri bahwa masjid adalah tempat untuk beribadah dan penuh toleransi, bukannya tempat yang mengajarkan kekerasan.
AMS merangkul dan menyambut lebih dari 1.000 pengunjung non-Muslim setiap tahunnya.
Setiap bulan Ramadhan, masjid tersebut mengorganisir hari kemanusiaan setiap tahunnya dimana kaum non-Muslim bersama dengan umat Muslim diundang untuk menghadiri acara buka bersama.
AMS juga bekerjasama dengan organisasi-organisasi untuk menggalang dana, makanan dan segala keperluan lainnya untuk orang-orang yang tidak berpunya dan juga bagi para korban bencana alam seperti misalnya badai Katrina dan Tsunami tahun 2004.
Umat Muslim AS hingga kini terus menerus mendapatkan diskriminasi dari warga non-Muslim AS karena beragama Islam dan menyandang nama yang berbau Islam.
Dalam sebuah jajak pendapat yang digelar oleh Pusat Penelitian Pew dan Forum Pew, ditemukan bahwa hampir semua warga AS memiliki pengetahuan yang dangkal tentang agama Islam, sehingga sikap mereka dalam beberapa tahun terakhir menjadi semakin negatif.
"Kami menyerukan kepada seluruh anggota komunitas untuk membantu kami dan melibatkan diri," kata presiden AMS tersebut.
"Semua orang perlu memberikan kontribusi dan menjadi agen perubahan ke arah yang lebih baik." (dn/iol) dikutip Oleh
SuaraMedia News)
"Institusi bersejarah ini telah menjadi pusat pertumbuhan dari komunitas Muslim dan isntitusi-institusi Islam di seluruh AS," kata Presiden AMS, Mahdi Ali.
Didirikan pada tahun 1937, masjid tertua di Michigan tersebut merayakan hari jadinya yang ke-70 pada tanggal 15 Mei.
"AMS adalah salah satu masjid dan sekaligus organisasi Islam tertua, bukan hanya di negara bagian Michigan, namun juga di Amerika Utara," kata Ali.
Sejak didirikan oleh sekelompok pekerja pabrik keturunan Libanon-Syiria, masjid tersebut telah menjadi titik pusat bagi komunitas Muslim di sana.
Masjid tersebut memainkan berbagai peranan, bukan hanya peranan religius dan spiritual, namun juga menyediakan layanan bimbingan terhadap kerukunan keluarga dan segala permasalahannya.
AMS juga bekerjasama dengan para orang tua untuk membimbing kawula muda agar tidak sampai terjerumus dalam kubangan narkoba, tawuran dan perilaku tidak baik lainnya.
Pendidikan memainkan peranan penting diantara semua layanan yang diberikan oleh AMS, di kompleks masjid tersebut didirikan dua buah sekolah yang mengajarkan bahasa Arab, pendidikan Islam dan membaca kitab suci Al Quran.
Walaupun belum ada angka resmi yang menyebutkan, namun AS diperkirakan memiliki tujuh juta orang penduduk Muslim dan ada sekitar 2.000 masjid yang tersebar di AS.
Para pengurus masjid membenarkan bahwa masjid tersebut memainkan peranan penting sebagai pemersatu dan juga peranan antar-keyakinan.
"Saya rasa AMS adalah salah satu organisasi penting di area Metro Detroit yang bekerjasama dengan pusat-pusat Islam dan sejumlah organisasi lainnya untuk membantu Muslim AS lebih bersatu dalam masyarakat," kata Ali, presiden AMS.
Masjid tersebut menggelar open house, seminar di berbagai perpustakaan dan membantu menyebarkan buku-buku bacaan Islam untuk menunjukkan pesan-pesan sebenarnya dalam ajaran Islam kepada semua orang.
Masjid tersebut juga mengundang kelompok-kelompok non-Muslim untuk melihat dengan mata kepala sendiri bahwa masjid adalah tempat untuk beribadah dan penuh toleransi, bukannya tempat yang mengajarkan kekerasan.
AMS merangkul dan menyambut lebih dari 1.000 pengunjung non-Muslim setiap tahunnya.
Setiap bulan Ramadhan, masjid tersebut mengorganisir hari kemanusiaan setiap tahunnya dimana kaum non-Muslim bersama dengan umat Muslim diundang untuk menghadiri acara buka bersama.
AMS juga bekerjasama dengan organisasi-organisasi untuk menggalang dana, makanan dan segala keperluan lainnya untuk orang-orang yang tidak berpunya dan juga bagi para korban bencana alam seperti misalnya badai Katrina dan Tsunami tahun 2004.
Umat Muslim AS hingga kini terus menerus mendapatkan diskriminasi dari warga non-Muslim AS karena beragama Islam dan menyandang nama yang berbau Islam.
Dalam sebuah jajak pendapat yang digelar oleh Pusat Penelitian Pew dan Forum Pew, ditemukan bahwa hampir semua warga AS memiliki pengetahuan yang dangkal tentang agama Islam, sehingga sikap mereka dalam beberapa tahun terakhir menjadi semakin negatif.
"Kami menyerukan kepada seluruh anggota komunitas untuk membantu kami dan melibatkan diri," kata presiden AMS tersebut.
"Semua orang perlu memberikan kontribusi dan menjadi agen perubahan ke arah yang lebih baik." (dn/iol) dikutip Oleh
SuaraMedia News)
No comments:
Post a Comment